Makassar – Hujan kembali mengguyur Kota Daeng pada hari Kamis Sore (21/8/2025). Cuaca yang saat ini tidak menentu menimbulkan kekhawatiran beberapa sekolah langganan banjir jika hujan.
SMP Negeri 26 Makassar yang terletak di Jalan Komplek PU Mallengkeri Baru, Kecamatan Tamalate adalah salah satu Sekolah yang selalu terdampak jika musim penghujan tiba.

Kepala Sekolah SMPN 26 Makassar H. Nur Rahmah, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Menurutnya, banjir menjadi permasalahan rutin yang sangat mengganggu kenyamanan seluruh warga sekolah, mulai dari guru, staf, hingga para peserta didik. “Belum lama hujan turun, sekolah kami sudah langsung tergenang. Kalau sudah begini, pasti ada lagi sarana prasarana yang rusak. Bagaimana proses belajar bisa nyaman dan menyenangkan jika kondisinya terus seperti ini?, “ucap Nur Rahmah.
Nur Rahma menceritakan jika hujan deras, air setinggi betis orang dewasa merendam bangunan sekolah yang terletak di tengah pemukiman warga tersebut. Sejumlah ruang guru, perpustakaan, hingga ruang belajar siswa juga ikut terendam.
“Selain menghambat proses belajar mengajar, beberapa fasilitas sekolah juga terendam. Seperti bangku dan kursi para siswa di tiga ruang belajar yang tergenang. Kalau sudah begini musti ada yang rusak, buku-buku didalam, perpustakaan juga. Tapi tidak semuanya,” jelas Nur Rahma.
“Kondisi ini sangat meresahkan, di perparah oleh rusaknya cat – cat dinding sekolah dan hancurnya lantai ruangan kelas. Sering kami bantu dengan rehab rehab kecil sekedar untuk sedikit memberikan kenyamanan pada warga sekolah agar proses belajar mengajar tetap jalan dan aman untuk semua, walaupun kami tahu itu tidaklah memberikan kenyamanan yang sesuai harapan bagi semuanya apa daya kami sebab hanya rehab ringan yang bisa di akomodir oleh dana bos, ” keluhnya.
Ia menjelaskan, kondisi sekolah yang terendam air memaksa pihaknya untuk mengalihkan pembelajaran ke sistem daring demi keselamatan dan kenyamanan peserta didik.
Menurutnya, kondisi yang dialami SMPN 26 ini telah diketahui oleh pemerintah. Namun, hingga kini belum ada perbaikan signifikan agar sekolah tersebut tidak lagi menjadi sasaran banjir.
Pihak sekolah berharap Pemerintah Kota Makassar, khususnya Dinas Pendidikan, segera memberikan perhatian dan solusi konkret untuk mengatasi persoalan ini. Pembenahan sistem drainase, peninggian area rawan genangan, dan peningkatan kualitas sarana prasarana menjadi kebutuhan mendesak agar proses pendidikan bisa kembali berlangsung secara normal.
Banjir yang berulang ini menegaskan pentingnya pemerataan fasilitas dan perhatian terhadap sekolah sekolah di wilayah rawan genangan, agar mutu pendidikan tidak terganggu oleh masalah lingkungan yang terus berulang.